Panggung Drama KPK vs Polri

Waktu saya dalam hari-hari belakangan ini banyak tersita untuk membaca atau menonton segala berita yang terkait dengan masalah perseteruan Cicak vs Buaya atau KPK vs Polri atau lebih khusus lagi Susno Duadji vs Bibit/Chandra yang lebih dikenal dengan istilah “kriminalisasi KPK’. Sampai-sampai, saya sekarang hobi membuka Google Warta dan media online seperti detik.com yang sebelumnya jarang saya kunjungi.

Ketertarikan itu mulai meningkat levelnya setelah Bibit & Chandra Hamzah ditahan, demo meningkat dan Presiden Sby menunjuk Tim Pencari Fakta (TPF) atau Tim 8.

Kita berharap seluruh drama ini akan berakhir dengan cepat dalam proses hukum yang transparan di pengadilan dengan Jaksa yang independen, dan hakim yang lebih independen lagi.

Dan tak kalah penting, semoga setelah drama cicak vs buaya ini usai, kejaksaan dan kepolisian betul-betul direformasi. Dalam hal ini, political will ada di tangan SBY. Gagal dan suksesnya, serius atau tidaknya semua ada di tangan SBY yang sudah berjanji untuk melakukannya. Semoga omongan SBY tidak hanya janji semata.

15 komentar:

  1. antra profesionalisme dan gengsi profesi

    BalasHapus
  2. Negeri ini sudah di Ambang Kehancuran….

    Jika kita masih peduli dengan Negara Kita,,,Mari kita jadikan ini semua sebagai titik NOL kebangkitan kita..

    BalasHapus
  3. Kelihatannya g selesai2 nich kasus….

    BalasHapus
  4. informasi yang sangat bermanfaat gus Ikhwan!!!

    BalasHapus
  5. Saya juga heran Gus ! kenapa harus begini negeri ini.

    BalasHapus
  6. Sama saya juga sampai capek ngikutinnya, makin lama makin ruwet. Tapi mungkin apabila kita melihat Presiden SBY yg terlihat adem ayem saja berarti beliau tahu ada apa di balik hingar bingar kasus ini.
    Oleh karena itu lebih baik kita lihat saja bagaimana prosesnya di pengadilan nanti.

    BalasHapus
  7. apakah negeri ini tidak bisa diperbaiki moralnya sehingga negeri ini terpecah belah antar saudara.

    BalasHapus
  8. memang memalukan. negara kita cuma untung besarnya, tapi mental orang besarnya ms kecil! parahnya lagi, qta paling getol ngaku2 negara beragama, tapi prilakunya lebih buruk dari orang atheis! sedih deh hati ini, semoga Tuhan Yang Maha Kuasa mengampuni kita, dan tidak memberikan qta hadiah tsunami yg lebih dahsyat dari aceh! semoga!

    BalasHapus
  9. Kalo gini apakah koruptor tidak ketawa????
    Mereka yang harusnya menjadi target buruan, sekarang enak-enakan nonton tv sambil minum kopi melihat pejabat negeri saling beraksi.

    BalasHapus
  10. Saya kira masalah ini gak akan slese, kalaupu slese mungkin itu dipaksakan yang tentunya bisa diragukan tingkat keadilannya. Jadi kepercayaan thdp pngadiln sudh mulai luntur. Pas dg sinetron2 d tv.

    BalasHapus
  11. Blognya sangat inovatif…salam kenal..dan…semoga terus BerJAYA

    BalasHapus
  12. Kita lihat aja deh Gus, gimana akhirnya. Saya juga penasaran sekali..apa jadinya ntar KPK, trus gimana “hubungan kekeluargaan-nya” dengan Polisi..(berhubung di KPK juga banyak anggota Polri atau tepatnya “alumni Polri”)

    BalasHapus
  13. Keadilan memang msh jauh dari harapan

    BalasHapus
  14. saya makin bingung dan tidak percaya dengan kelakuan pemimpin kita. apalagi mereka-mereka itu para penegak hukum. Indonesia sepertinya tidak habis-habis dirundung masalah. Media tentu senang dengan hal ini. kita lihat saja akhir drama ini. semoga kesimpulanya tidak “hanya salah paham belaka”

    BalasHapus
  15. ketika besan SBY ikut terseret KPK, kita semua kagum akan ketegasan SBY yang berani menyeret siapa saja ke meja hijau demi pemberantasan korupsi di negeri ini, tapi ketika baru dilantik untuk kedua kalinya, komitmen SBY mulai dipertanyakan dengan berlarut-larutnya perseteruan antara KPK dengan POLRI. mudah2an masalah ini cepat selesai, masih banyak masalah di negeri ini yang harus segera diatasi, jangan hanya tersita dengan konflik kepentingan para elit penguasa saja..
    salam

    BalasHapus